BETWEEN MY PARENTS,MY LOVE,AND VIRUS
Udara
yang sangat dingin hingga menusuk ke tulang,alunan ayat-ayat azan subuh telah
berkumandang,membuatku terbangun dari tidur lelap ku.Sebenarnya subuh itu aku
sangat sulit untuk beranjak dari tempat tidurku yang sangat nyaman
ini.Tapi,kewajiban ku sebagai umat muslim yaitu shalat subuh harus tetap ku
kerjakan.
Orang tuaku mendidikku dengan cara yang sangat
keras.Mereka ingin aku menjadi seorang anak yang disiplin.Meski ku tau itu
semua mereka lakukan demi kebaikan ku,tapi aku
sering merasa menjadi seseorang yang selalu dikekang untuk melakukan
kemaunku.Aku juga ingin menjadi seperti layaknya teman-teman ku yang lain.Yang
bisa melakukan kegiatan mereka sesuai kehendaknya sendiri.
Pagi ini aku turun kesekolah lebih awal.Bukan karena aku
anak teladan,tapi karena orang tuaku yang superdisiplin dengan waktu memaksaku
untuk turun lebih awal dari biasanya.”Hai Mia.”sapa Wulan teman sekelasku yang
juga merupakan sahabat terdekat ku.”Hai juga”sahutku lemah diselingi dengan
senyum tipis yang terlukis dibibirku.
Disekolah,aku bukan tipe orang yang banyak bicara dan
suka bergaul.Yup bisa dibilang aku termasuk salah satu siswi yang
KUPER.Teman-teman dan guruku memberikan julukan SI KUTU BUKU kepada ku.Itu
semua mereka lakukan bukan tanpa alasan,melainkan karena aku adalah orang yang
super aktif kalau disuruh untuk membahas tentang isi buku.
Tetapi sering terselip dalam benakku untuk berubah
menjadi seperti teman-teman ku yang lain.Yang bisa bebas bergaul dan memiliki
banyak teman di mana-mana.Tapi kurasa itu hanyalah hayalan ku saja,karena
dengan menghadapi orang tuaku yang super protektif membuatku sering merasa
tertekan dengan semua tuntutan-tuntutan yang mereka berikan.
Aku terkadang suka berfikir,apakah aku dilahirkan
hanyalah sebagai objek untuk balas dendam?ya bagaimana tidak,orang tuaku
dulunya ketika masih belum berumah tangga,juga selalu mendapatkan perlakuan
yang sama dengan ku.Oleh sebab itu aku sering berfikir apakah mereka hanya
ingin melampiaskan semua keluh kesah mereka pada waktu muda kepada ku?aku rasa
jawabannya pasti ia.
“Selamat pagi anak-anak”ucap guru bidang study matematika
ku memulai pembelajaran yang akan dibahas.Disela-sela pelajaran,tiba-tiba ada
seorang anak laki-laki berparas sangat tampan,dengan postur tubuh seperti
atlet,yang membuat para kaum hawa dikelasku menjadi terkesima melihatnya dan
tidak terkecuali aku.
Jam istirhat telah tiba yang ditandai dengan bunyu bel
pertanda istirahat.Hampir semua
teman-teman sekelas ku dating menghampiri tempat duduk anak baru
tersebut.Tapi,aku berusaha menyembunyikan rasa penasaran ku terhadap anak
itu.Aku berpura-pura tidak menghiraukan hiruk pikuk yang terjadi akibat
lontaran-lontaran pertanyaan dari teman-teman ku.
Sambil pura-pura membaca buku,aku berusaha mendengarkan
jawaban-jawaban darinya.Ternyata nama anak baru tersebut adalah Royyan,dia
merupakan pindahan dari ibu kota Jakarta.Aku bertanya-tanya kepada diriku
sendiri,mengapa dia mau pindah dariJakarta menuju tempat yang sangat terpencil
ini?Hem dari pada aku bingung memikirkannya lebih baik aku focus dengan buku
yang kubaca,toh nantipada akhirnya aku akan mengetahuinya.
Setelah beberapa bulan aku mengenalnya,aku mulai
merasakan sesuatu yang berbeda katika berdekatan dengannya.Aku takut jika yang orang-orang
katakana bahwa itu adalah gejala jatuh cinta.Aku takut jika orang tuaku
mengetahui hal ini,mereka pasti akan mengecapku sebagai anak yang tidak patuh
pada orang tua.Tetapi jauh di lubuk hatiku,aku ingin sekali seperti teman-teman
ku yang lain,yang bisa saling membanggakan pasangannya
masing-masing.Pengekangan dari orang tuaku yang super protektif membuatku ingin
berkembang dengan lebih cepat,membuatku ingin mencoba berbagai hal diluar sana.
Tidak ku sangka perkembangan diantara aku dan Royyan
berkembang dengan pesat.Dan pada akhirnya rasa keingin tahuanku ini mendorongku
untuk menjalin hubungan dengannya.Hubungan yang kami jalani ini adalah hubungan
yang kami rahasiakan dari orang tua kami.Meskipun awalnya aku takut untuk
mencobanya,tapi ku fikir bagaimana aku bisa berkembang menjadi seorang remaja
jika aku tidak berani mencoba.
Sudah cukup lama aku menjalin hubungan dengan Royyan,kini
aku tahu beberapa hal tentang kesukaannya.Royyan sangat suka minum blackmocca
aku tidak tahu mengapa padahal yang ku tahu blachmocca itu sangat lah
pahit.Kemudian kesukaanny yang lain adalah bermain hujan.
Pernah suatu hari,pada saat kami pulang sekolah
bersama-sama,hujan turu dengan derasnya.Aku berlari sekencang mungkin untuk
berhindar dari hujan.Tetapi Royyan justru malah berlari mendatangi hujan.Aku
sangat bingung dengan tingkahnya ini.Tetapi kurasa ini bukanlah sesuatu yang
harus dipermasalahkan.
Kini hubungan ku dengan Royyan mulai menginjak usia tiga
bulan.Awal hubungan kami berjalan dengan mulus dan penuh dengan ke
bahagiaan.Tetapi akhir-akhir ini aku merasa sikapnya mulai berubah.Kini dia
menjadi seseorang yang sangat pendiam dan seakan-akan menjauhiku.Aku bingung
dengan sikapnya,aku bertanya kepada diriku apakah aku sudah membuat kesalahan
kepadanya.Tetapi ketika kutanyakan hal itu kepadanya,dia selalu berusaha untuk
menghindar.
“Ada apa dengan mu,mengapa kau bersikap begini?Apakah kau
tahu bahwa sikapmu ini sungguh telah menyakiti perasaan ku?”aku melemparka
pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi otakku ini kepadanya.”Jadi maksud mu kau
sudah tidak suka lkagi dengan ku saat ini?Baiklah jika memang begitu kurasa
kita harus mengakhiri hubungan ini”sahutnya dengan suara yang lantang.Mendengar
ucapannya itu,lalu membuatku tersentak kaget dan memancing emosikusehingga aku
tidak bisa mengontrolk diri ku lagi”Oke baiklah jika ini memang mau
mu.Seharusnya sejak awal aku tahu bahwa kau hanya ingin menjerumuskanku kedalam
perangkap busukmu”sahutku.
Aku menyesal telah melakukan suatu kesalahan yang ku
anggap sangat fatal.Yaitu telah berani membohongi orang tuaku dengan hubungan
ini.Yang ternyata telah membuatku tersakiti.Peristiwa ini seolah membuatku
trauma akan suatu hubungan.
Sudah sekitar dua minggu Royyan tidak masuk sekolah.Aku
tidak tahu apa alasannya,bahkan ku dengar di sudah tidak lagi bersekolah di
tempat yang sama dengan ku.Awalnya aku tidak perduli dengan hal itu.Namun
setelah aku mendapat surat dari seorang pengirim yang bernama Royyan,aku
langsung membaca isinya dan setelah membaca surat tersebut aku merasa sangat
bersalah kepadanya.Isi surat tersebut adalah:
Hai mungkin saat kau membaca surat
ini,aku sudah dalam keadaan yang tidak sepantasnya untuk kau lihat dengan
matamu yang indah itu.Aku tidak bermaksud membuatmu membenci ku,dengan semua
hal yang kurahasiakan ini.
Maaf aku telah membuatmu tersakiti
dengan perilakuku yang tidak begitu perhatian kepada mu.Maaf aku tidak bisa
menjadi seorang kekasih seperti yang kau impikan.Mungkin kau selalu
bertanya-tanya mengapa aku sangat menyukai blackmocca yang rasanya sangat
pahit,dan aku juga sangat menyukai hujan.Sekarang aku akan memberitahukan
alasanku tentang semua itu.
Pertama aku menyukai blackmocca
karena aku selalu merasa bahwa setiap hirupan dari secangkir blackmocca
tidaklah begitu pahit bila dibandingkan dengan kehidupanku yang sangat pahit
dan kotor ini.
Kedua aku sangat suka bermain
hujan.Mungkin semua orang mengira aku sudah gila,karena dengan bermain hujan
aku bisa terkena demam dan flu.Tetapi bagiku tidak,menurutku dengan terkena
rintikan air hujan itu,aku bisa merasa sedikit demi sedikit kotoran yang ada
didalam diriku bisa hilang.Meskipun aku tahu itu semua mustahil.
Hal yang harus kau tahu,aku bukanlah
seseorang seperti yang kau kenal dulu.Kini aku sudah jauh berbeda,tubuhku
sangatlah lemah,kurus tidak berdaya.Ini semua disebabkan karena virus HIV yang
bersarang ditubuhku.Virus yang ditularkan oleh ibuku.Sungguh aku sangat membenci
virus ini.Maaf karena ini semua aku rasa kita tidak perlu bersama lagi.Karena
aku takut akan menyakitimu semakin dalam.
SALAM
RINDU
ROYYAN
Tanganku langsung gemetaran,aku sangat terkejut,aku
seolah tidak percaya dengan ini semua,tanpa terasa surat yang kupegang itu
terjatuh.Dan kaki ku dengan cepat melangkah keluar rumah dan pergi menuju rumah
sakit dimana Royyan dirawat.
Ketika sampai diruangan Royyan dirawat,aku tidak percaya
ketika melihat sesosok pria yang sangat kurus bahkan lebih mirip seperti
tengkorak hidup.Aku masuk keruangannya tetapi,dia justru melarangku untuk
mendekatinya.”Berhenti disana,jangan mendekatiku.Aku sanagat tidak pantas untuk
didekati.Aku ini sangat menjijikkan!”dia berkata dengan suara gemetaran seolah
ingin menangis tetapi dengan volume yang cukup kencang.
Tidak terasa air mata ku menetes dan membasahi pipiku.Aku
mendadak menjadi lemah seolah tak berdaya hingga aku tidak sanggup untuk
menopang tubuhku.Alhasil aku terjatuh ke lantai dan menangisi kondisi Royyan
yang sangat memprihatinkan.
“Lalu kau mau apa?apakah kau fikir dengan lari dari kenyataan
ini bisa membuat ku tidak tersakiti?Kau salah.Apakah kau fikir orang yang
menderita penyakit sepertimu itu harus di jauhi?Kau benar-benar salah justru aku
kesini untuk memberi mu semangat bukannya untuk menghinamu!”sahutku dengan
suara terisak.Mendengar perkataan ku,dia pun ikut terisak dan kami berdua
terhanyut dalam situasi ini.
Seminggu sudah Royyan dirawat dirumah sakit.Kini orang
tuaku sudah bisa mengerti bahwa kini aku sudah menjadi seorang remaja.Dan kini
mereka sudah mengerti keputusanku untuk tetap bersama Royyan,dan tidak kusangka
mereka pun merestui hubungan kami ini.
Sekarang
aku baru saja selesai shalat ashar di musholla rumah sakit ini.Didalam do’aku
aku selalu memohon untuk mendapatkan kebahagiaan dan kesehataan untuk kami
berdua.Aku tahu jika dalam kondisi seperti ini,hanya Allah lah yang bisa
menolong kami.
Selesai
berdo’a aku langsung mendapatkan tekanan yang sangat berat didadaku.Karena aku
tersentak ketika melihat para medis berlari terburu-buru menuju ruangan Royyan
di rawat.Didalam hatiku sudah terbesit rasa bahwa aku harus merelakan
kepergiannya.Ternyata apa yang ku takut kan memang benar terjadi.Ketika aku
memasuki ruangan Royyan,aku melihat sehelai kain putih sudah menutupi seluruh
badannya.Aku tidak kuasa melihat ini semua,lalu air mataku sontak membanjiri
pipiku.Tapi kini ku sadar bahwa inilah yang terbaik untuknya,meskipun aku
memiliki sebuah penyesalan karena tidak bisa tersenyum untuknya bahkan untuk
yang terakhir kalinya.